SDN CIPEDANG IV BY DIDI ARYANDI

Selasa, 08 November 2016

PTK ( Penelitian Tindakan Kelas


PTK
Penelitian tindakan merupakan intervensi  praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis (Suwarsih Madya, 2007).
Penelitian Tindakan (PT) adalah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif oleh partisipan dalam ilmu sosial dan pendidikan untuk memperbaiki pemahaman dari pelaksanaan pekerjaannya sendiri, serta kondisi dan juga membawa dampak pada lingkungan di sekitarnya (Badrun KW, 2001).
PTK  dilaksanakan untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku murid-murid di kelas, dan/atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas. PTK penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus ketrampilan profesioanal guru (Wiraatmaja, 2005: 42)
PTK adalah suatu bentuk inkuiri pendidikan. Dalam pelaksanaanya, gagasan atau permasalahan pembelajaran diuji dan dikembangkan dalam bentuk tindakan. Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu, proses melakukan penelitian dapat mendorong guru mengembangkan diri menjadi seseorang yang lebih kompeten dalam menjalankan tugas. Guru yang profesional adalah guru yang selalu meningkatkan kualitas diri untuk memenuhi tuntutan tugas tanggung jawab profesinya.

Manfaat PTK yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain:
  • Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran di kelas
  • Meningkatkan rasa percaya diri guru, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan
  • Memungkinkan guru aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
  • Meningkatkan profesionalitas guru dan menjadikan guru menjadi pribadi yang terus belajar dan meningkatkan kualitas kinerjanya.
  • Meningkatkan kuailtas proses dan hasil belajar peserta didik
  • Inovasi pendidikan yang berawal upaya guru memperbaiki pembelajaran
Judul yang tepat untuk penelitian tindakan kelas adalah:
  • Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III di SD Negeri Media tahun pelajaran 2015/2015 melalui pemanfaatan pembelajaran berbantuan komputer
  • Upaya meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas II SD Negeri Lancar melalui penggunaan alat peraga
  • Upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas III SD Negeri Maju melalui penerapan pembelajaran kontekstual

Berikut beberapa prinsip penelitian tindakan kelas:
  • Karena salah satu tugas utama guru adalah mengajar, maka pelaksanaan penelitian tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran
  • Metodologi yang digunakan harus terencana dengan cermat sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat duji di lapangan.
  • Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan dan berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan penelitian.
  • Pengumpulan data tidak mengganggu atau menyita waktu terlalu banyak karena akan mengganngu jalannya proses belajar mengajar.
  • Metode dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut baik dari kemampuan guru itu sendiri maupun segi waktu.
  • Harus memperhatikan etika penelitian, tatakrama penelitian dan rambu-rambu pelaksanaan yang berlaku umum seperti yang diteliti harus dihormati kerahasian, semua yang terkait setuju dengan prinsip-prinsip penelitian, harus ada laporan dan lain-lain.
  • Kegiatan penelitian pada dasarnya harus merupakan gerakan yang berkelanjutan (on-going), karena cakupan peningkatan dan pengembangan sepanjang waktu menjadi tantangan
Karakteristik PTK antara lain :
  • Bersifat situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan yang konkrit dihadapi guru dalam kesehariannya. Masalah dapat diangkat dari praktik pembelajaran keseharian yang dapat dirasakan oleh guru atau siswa atau keduanya.
  • Bersifat kontekstual, artinya upaya penyelesaian atau pemecahannya demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru dan mutu sekolah tidak terlepas dari konteksnya dengan cara merefleksi diri yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas-tugas kesehariannya sekaligus secara sistemik meneliti dirinya sendiri.
  • Bersifat kolaboratif dan partisipatif antara guru, siswa dan individu lain yang terkait dalam proses pembelajaran, yaitu suatu satuan kerja sama secara langsung atau tidak langsung dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi meningkatkan profesionalismenya, bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Kolaborasi diartikan sebagai kerja sama saling tukar menukar ide untuk melakukan aksi dalam rangka memecahkan masalah.
  • Bersifat self-evaluatif (evaluatif dan reflektif), yaitu kegiatan mengevaluasi dan merefleksikan praktik pembelajaran yang dikelolanya, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perbaikan dalam praktik yang dilakukan guru.
  • Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan menyesuaikan), yaitu memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan. Adanya penyesuaian menjadikan prosedur yang cocok untuk bekerja di kelas yang memiliki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah-masalah di sekolah. Penelitian Tindakan Kelas lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan ditempat kejadian .
  • Bertujuan untuk pemecahan masalah praktis. Dengan demikian temuan-temuannya berguna dalam dimensi praktis tidak dapat digeneralisasi sehingga tidak secara langsung memiliki andil pada usaha pengembangan ilmu. Kajian permasalahan, prosedur pengumpulan data dan pengolahannya dilakukan secermat mungkin dengan mendasarkan pada keteguhan ilmiah.
·         .Tujuan PTK
Tujuan PTK dapat digolongkan dua jenis, yaitu tujuan utama dan tujuan sertaan (I Wayan Santyasa, 2007).
·        
1) Tujuan utama
a) Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam     menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai tindakan alternatif yang diyakini dapat memecahkan masalah pembelajaran.
b) Melakukan pengembangan keterampilan guru bertolak dari kebutuhan menanggulangi berbagai persoalan aktual tentang pembelajaran.
·        
2) Tujuan sertaan
Menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Melalui PTK terjadinya proses latihan dalam jabatan selama penelitian berlangsung. Guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif ketika melaksanakan PTK.
·         b. Manfaat PTK
Manfaat PTK yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain adalah:
1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran di kelas
2) Meningkatkan rasa percaya diri guru, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan
3) Memungkinkan guru aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
4) Meningkatkan profesionalitas guru dan menjadikan guru menjadi pribadi yang terus belajar dan meningkatkan kualitas kinerjanya.
5) Meningkatkan kuailtas proses dan hasil belajar peserta didik
6) Inovasi pendidikan yang berawal upaya guru memperbaiki pembelajaran
. Sasaran PTK
PTK gabungan dari tiga kata “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”:
(1) Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
(2) Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. 
(3) Kelas; Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

Refleksi
Refleksi merupakan suatu pemikiran mendalam dimana seseorang memikirkan atau merenungkan kembali situasi yang telah dilalui untuk menganalisa apa yang telah dilakukan, mengapa dilakukan, bagaimana telah terlaksana, dan bagaimana hasilnya. Refleksi merupakan satu bagian dari proses belajar dan merupakan satu istilah generik bagi kegiatan intelektual yang efektif, dimana individ-individu yang terlibat didalamnya berusaha untuk menyelidiki pengalamannya guna membantu pemahaman dan apresiasi baru terhadap sesuatu hal tertentu (Bloud dkk, 1985, dalam Marselus R. Payong, 2011).
Pengalaman penting sebagai sumber melakukan perbaikan. Setiap orang belajar melalui refleksi kritis terhadap pengalaman dirinya dan mengeksplorasinya untuk memahami setiap kejadian yang telah dilewati serta melihatnya dari sudut pandang yang berbeda (Tate, S. & Sills, M., 2004).
Refleksi tidak hanya dapat diarahkan untuk mengetahui hal-hal yang sifatnya rutin. Refleksi dapat diarahkan untuk penggalian informasi tentang kualitas interaksi guru dengan siswa, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pengembangan sikap siswa, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan oleh siswa, situasi balajar, hasil belajar, dan lain-lain. Refleksi pembelajaran juga dapat digunakan sebagai bagian dari proses pengembangan profesionalisme keberlanjutan guru.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tersebut guru dapat memunculkan perubahan-perubahan baik dalam tataran paradigma, konsep, strategi, dan pendekatan yang lebih edukatif, perubahan kurikulum, maupun perubahan kebijakan.
2. Prinsip Refleksi Pembelajaran
a. Berkelanjutan
Refleksi pembelajaran dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Temuan pada suatu refleksi perlu ditindaklanjuti untuk melakukan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
b. Komprehensif
Refleksi pembelajaran dilaksanakan untuk seluruh dimensi pembelajaran, baik perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil pembelajaran. 
c. Terintegrasi
Refleksi pembelajaran dilakukan secara terintegrasi antar aspek pembelajaran. Refleksi terhadap praktik pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari pencermatan kembali ketepatan perencanaan pembelajaran. Demikian pula, praktik dan perencanaan pembelajaran juga harus dikaitkan dengan hasil pembelajaran yang dicapai siswa. 
d. Jujur
Refleksi pembelajaran dilakukan secara jujur untuk mendapatkan hasil yang sesungguhnya. Guru yang melakukan refleksi tidak perlu menutup-nutupi fakta yang ditemukan hanya karena takut akan menyebabkan jatuh harga dirinya. Tidak ada hubungan antara refleksi pembelajaran dengan harga diri guru. Jika memang ditemukan kekurangan dalam praktik yang telah dilaksanakan, guru hanya perlu memperbaikinya, bukan merisaukan tentang harga dirinya.
e. Sistematis
Refleksi pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang jelas dan terencana. Refleksi pembelajaran yang dilakukan hanya spontanitas, tanpa rencana dan langkah yang jelas, kurang memberikan hasil refleksi yang memadai bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang diharapkan.
f. Kontekstual
Refleksi pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan situasi atau konteks bagaimana pembelajaran yang direfleksikan berlangsung, tidak hanya berdasar pada sumberdaya yang digunakan menurut teori dan ahli pendidikan.
Tujuan dan Manfaat Refleksi Pembelajaran
Refleksi pembelajaran dilakukan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran yang dikelolanya, kesesuaian rencana yang telah dibuat dan pelaksanannya, keberhasilan pembelajaran, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, dan hal-hal lain berkaitan dengan pembelajaran di kelas. 
Guru yang melakukan refleksi terhadap praktik mengajar yang telah dilakukan berpotensi dapat memberikan perubahan mendasar terhadap kinerjanya. Ketika seorang guru merasa bahwa:
  • siswa kurang perhatian atau motivasinya, atau
  • beberapa siswa tidak mencapai prestasi yang optimal, atau
  • mendapati nilai siswa-siswanya tidak sesuai yang diharapkan.
Kemudian guru tersebut mencermati kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, merenungkan apa yang kurang pas atau perlu diperbaiki, kemudian mencoba membuat kembali rencana mengajar yang lebih baik berdasar refleksi, maka besar kemungkinan guru dapat merevisi kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran, dan akan membawa pembelajaran menjadi lebih baik, pada akhirnya dapat membantu para siswa mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
Jika berpikir reflektif terus dilakukan guru, dimana guru terus mengajukan pertanyaan reflektif terhadap dirinya, apakah saya telah membuat perbedaan praktik mengajar yang lebih baik, dan kemudian menindaklajuti dengan mencermati kembali praktik yang telah dilakukan dan memanfaatkan hasilnya untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran selanjutnya yang lebih baik, maka guru tersebut akan mampu menjamin kualitas mengajarnya menjadi semakin baik.
Demikianlah guru reflektif itu akan mencapai hasil yang optimal dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Jumat, 22 Januari 2016

UPTD. PEND.BONGAS MEMONITORING SDN CIPEDANG IV JANUARI 2016

BAPAK SUYANTO B.S.Pd MMsi
                                                                                    & Kepala SDN Cipedang IV




SDN CIPEDANG IV 2016

KUNJUNGAN TEAM MONITORING KE                                                                        SDN CIPEDANG IV